CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Just share my life..

bolang keliling dunia..

Quote today..

"No matter how small a star appears in the sky from away, never underestimate how brightly it can shine.."

Thursday, October 17, 2013

Day 9: Pengorbanan di hari Kurban..


Allohu Akbar, Allohu Akbar..Allohu Akbar..
Laailaaha ilallahu wallahu akbar..
Allohu akbar walillah ilham..
Alhamdulillah Ya Robb, akhirnya bisa mendengar alunan takbir berkumandang di bumi non Muslim.. Langka sekali bisa mendengar lafadz Alloh menggema di seantero negeri ini..

Well, it was first time for me, celebrate Idul Adha “ The Islamic Day of  Sacrifice” as a second most important after Iedul Fitri, in another country..
Yaaap,, yang namanya Sholat Ied, pasti punya rasa tersendiri, mau itu Idul Fitri maupun Idul Adha.. Dan udah jadi budaya keluarga, pasca sholat Ied kami selalu sungkeman sama kedua orang tua, tapi tidak hari itu, Selasa 15 Oktober 2013 (10 Dzulhijah 1434 H).

Just me and her,,hihi
Hampa rasanya, sepi, tidak banyak yang saya kenal di sana, atau bahkan bisa dibilang tidak ada yang bisa dikenal, kecuali teman2 sesama institusi yang datang ke negeri kangguru ini. Atau mungkin kenal dari wajah yang cukup familiar sebelumnya, karena pernah sempat melihat bahwa kami satu pesawat keberangkatan minggu lalu. Ya, karena kebetulan beliau ada di sebelah kiri saya, tepat di sebelah kiri. Jadi saya bisa memastikan bahwa beliaulah orangnya.

Namanya Ibu Laela, dan ternyata beliau sudah menjadi PR (Permanen Resident) Australia. Gimana engga, wong beliau udah tinggal 16 tahun disini ikut suami yang ternyata adalah salah satu orang hebat di Melbourne, yaaap,, suaminya adalah seorang dosen sosiologi di University of Melbourne, sayang saya lupa menanyakan nama suaminya.  Singkat cerita, kami bercerita kesana kemari, tapi sambil duduk ya, sambil dengerin sambutan, kadang juga di sela-sela ceramah,,hehe #jewertelingasendiri.. ternyata eh ternyata, kita satu almamater,kyaaaa,,senangnya, kaya berasa ada hubungan benang merah gitu,,hihi..

Beliau kuliah di Fakultas Psikologi,,dan saya ga sempat menanyakan tahun angkatannya,,hehey.. Beliau juga berkisah tentang Melbourne, keluarganya di Indonesia, juga pengalaman mengaji dan mengkaji Al Quran di negri kangguru. Beliau malah merasa bisa lebih banyak mendalami agama di sini. Subhanalloh, ternyata, dimana pun kita berada, yang terpenting adalah kemauan, kemudian kesempatan akan menghampiri.. Sayangnya, kajian2 keislaman itu kebanyakan ada di city, sedangkan kami di suburb jarang, bahkan susah ketemu masjid, dan butuh perjalanan hampir sejam plus jalan dan naik tram untuk bisa ke city. #Si City disini, maksudnya adalah jantung kota Melbourne.

Sebelum berpisah beliau tidak lupa mengajak kami untuk bergabung dalam acara ramah tamah alias makan makan,,yeeaay.. Ternyata ada juga acara makan setelah sholat Ied, kirain cuma di Masjid Westall aja,,hahay.. Terkait masjid Westall, tadinya kami mau memilih sholat di sana, karena sepertinya Clayton lebih dekat dibandingkan kami harus ke city, tapi agak ribet naik bus nyah, dan kami belum terlalu paham wilayahnya.

Sport Hall University of Melbourne
 Jadi memilih Uni of Mel untuk sholat yang udah jelas2 di city dan mudah jalurnya,,hehe.. Dan ternyata, berdasarkan pengakuan seorang kenalan yang merupakan warga Clayton, dia juga sholat di Uni of Mel, karena kabarnya sholat Iedul Adha tidak diadakan di Masjid Westall, tapi di lain tempat dekat masjid,,#lupa namanya..-_-“ . Bersyukurlah kami, ditunjukkan jalan yang benar,,hihi..

I'm freezing..foto dulu sebelum ngantri,
 Ya, walaupun tidak sungkeman, tidak ada keluarga, saya masih bisa merasakan rasa indah itu di tengah tengah kaum muslimin yang sedang berkumpul, walaupun ga kenal juga. Sekitar jam 09.30, kami keluar dari sport hall Uni of Mel, diarahkan untuk belok kanan dan terdapat halaman berumput yang sudah berdiri tenda2 sajian makanan. Sudah antri ternyata orang2 di sana..yaaa buat ngambil makan..

Lengkap, kap, kap..gratis lagi,hehe
Alhamdulillah masih bisa ketemu sama ketupat, plus sayurnya, opor ayam, rendang, gulai kambing, sambel, sayur rebung santan, juga kerupuk..yummy..  yang paling merusak cita rasa adalah ketika cuaca di sana amat dingin, ya, berasa makanan abis masuk kulkas, atau bahkan lebih dari itu, hmm,,seperti makan di dalam kulkas, it’s freezing..ouugh.. Dan alhamdulillahnya angin di sana ga terlalu kencang karena terhalang bangunan tinggi.. FYI, angin disini ganas2 banget, kursi di halaman sampe hancur, jangan tanya kalau payung kaya gimana, bisa ketuker ke atas gegara angin di sini,,hiiihii

Ya, cerita tentang angin, baru ngerasain yang namanya angin berhembus di bumi Aussie inih,,beda banget sama angin sepoi sepoi di Tangerang..heuuuh.. Apalagi angin di pagi hari, yaa teramat dingiiiin untuk kita berangkat pagi itu dan pergi keluar rumah. Bahkan ada di antara kami, yang memilih untuk tidak pergi sholat Ied karena dingin. Ooouch, jangan sampe deh kita termasuk yang satu ituh.

Dimana pun kita berada, semoga selalu ada rasa untuk berupaya menjemput ridhoNya. Walau angin menerpa, dingin menghadang, dan badai menerjang.. Yang namanya ibadah usahakan tidak ditinggal, memanfaatkan ruksoh itu pilihan. Ya, H-1, diantara kami masih ada yang galau untuk niat sholat Iedul Adha, karena harus pergi pagi2 mungkin. Tapi saya berusaha meyakinkan mereka bahwa tidak ada halangan bagi kita untuk meninggalkannya, walaupun itu sunnah. Ya, memang perlu ada pengorbanan lebih untuk mendapatkan sesuatu yang berbeda dan pengalaman yang indah. Akhirnya, saya meyakinkan bahwa tahu tempat dimana kami akan sholat esok harinya dan jalurnya. Maka dari itu, sampai hampir larut malam saya mencari info, searching tentang Masjid penyelenggara sholat Iedul Adha di sekitar Melbourne. Dan senangnya, mereka mau ikut pada akhirnya,,Alhamdulillah, masih terbuka hatinya..

Flinders Station
Hampir semua tram ke Uni of Mel,
Gampang kan?
Mungkin setiap dari kita punya pengalaman pengorbanan sendiri, seperti saya yang berangkat pagi menerjang angin dan membelah fajar..#tsaaah,, Yap, berangkat jam 6 pagi, yang berarti waktu setelah subuh di Melbourne. Dan setiba di Flinders station, ternyata ga sedikit juga orang bekerja pada jam itu. 



Seperti juga, seorang bocah (sebut saja bocil, haha) yang punya pengalaman seru lainnya untuk bisa mendapatkan sholat Idul Adha pagi itu. Dan tidak mudah memang, ketika dia harus berlari menuruni Gunung Salak untuk menemukan wilayah yang pagi itu menyelenggarakan sholat Ied. Karena kabarnya, daerah lain sudah melakukannya hari kemarin. Sungguh pengorbanan luar biasa dan pengalaman yang memuaskan. Semoga balasannya lebih luar biasa lagi insya alloh. Aamiin..

Bangunan di depan Flindrs sation
Fedderation square pagi hari,,
Anyway, kami sampai di Sport Hall Uni of Mel sekitar jam 07.30, yaap..not bad, karena sholat Ied ternyata dimulai jam 08.00 Waktu Melbourne. Sebelumnya ada sambutan dari ketua pelaksana, di lanjut sholat, dan ceramah, selanjutnya diakhiri ramah tamah. Selesai sholat ternyata jam 09.30, itu berarti waktu untuk masuk kelas tidak ada harapan. Yaaa,, kami absen untuk yang pertama kalinya.. Walaupun, ada beberapa orang yang selesai sholat langsung bergegas berangkat kerja. Dan itu pilihan, kita harus pintar emilih, dan pilihan pintar kita adalah melanjutkan sesi menikmati hari Lebaran Idul Adha.. Yeeeaah..hihi

Ketua pelaksananya niy
Ada lagi kebanggaan yang saya kagumi, ternyata sebagian besar dari panitia pelaksanaan Idul Adha ini adalah orang dari Indonesia. Bahkan ketua panitia pelaksananya juga orang Indonesia, juga penceramahnya, tapi kalau imamnya kurang tau juga,,hehe.. Dan sepanjang acara yang dipake 2 bahasa, Indonesia dan English, dimulai selalu dengan bahasa Indonesia, baik sambutan maupun ceramah. Oooow…That’s sounds very good.. karena memang sebagian besar muslim di Oz ya berasal dari Indonesia gitu looh.. Proud of you, Indonesia.. #prokprokprok

#ceritanya flashback.. :D
Sebelum pulang, nampang dulu,hehe
Well, saat ramah tamah, ba’da sholat di Sport hall punya Uni of mel, berharap bisa berkenalan dengan mahasiswa asli Uni of Mel, eeeh…malah ketemunya mahasiswa dari RMIT. Dan ga sedikit mahasiswa RMIT bertebaran di sana. Dan hebatnya mereka hampir sebagian besar adalah peraih beasiswa, baik itu dari swasta, maupun pemerintah. Ujung2nya minta didoain biar b



isa nyusul jadi mahasiswa di sana. Hehee,,Aamiin..aamiin..

Chandstone, Melbourne, Victoria.
Kamis, 17 Oktober 2013

Percayalah pengorbananmu akan bernilai hikmah..

Tuesday, October 15, 2013

Day 8: Ketika aqidahmu dipertanyakan?


Sebenarnya ini hari ke 8, yang berarti saya hutang note 1 sampai 7..aaeeeaaaakkk..banyak ooii..
Pengen banget nulis tiap hari gitu, tapi kemarinan sibuk sendiri,, dengan hal2 yang remeh temeh..
Membaca, ya membaca info2 yang banyak belum saya tau tentang kota ini, Melbourne.
Walaupun sudah banyak baca sebelum berangkat, tapi membaca itu perlu diulang, di ulas, agar lebih ingat, terhayati, terpahami, dan teraplikasi..#tsaaah..

Tapi membaca itu penting banget sebelum kita menulis, ketika membaca kita akan punya wawasan lebih untuk dituangkan dalam tulisan.. hhm,,mungkin akan saya ulas lebih dalam tentang menulis yang satu ini,,heuheu..
Okeeh,,focus pada hikmah dari hari saya ke 8 di kota terindah, terapih, dan ternyaman di dunia.
Tepatnya the most livable city in the world..weeew.. dan udah 3 tahun berturut2 meraih gelar yang sama.. itu menurut EIU Survey tahun 2013.. ajiiib!! cekidot 


Saya, mungkin belum termasuk dalam bagian 3,2% muslim di Australia,, tapi saya satu satunya muslim di kelas yang mencolok dengan adanya kerudung di kepala..


Sejak awal mereka mulai menebak nebak dengan mudahnya kalau saya seorang muslim, ya dengan bangga saya puny mengiyakan..

Cheeseeeeee.. :)
Saya ambil kursi dekat pintu, dan di sana ada satu orang Vietnam yang duduk sendiri, Thao namanya. Kami pun berkenalan dan saling menceritakan diri masing2. Hari berlalu, dan rasanya dialah yang paling care dengan saya, sering say Hi, tukeran no HP & FB.. Sedikit cerita tentangnya mungkin cukup disini..
Satu hal yang begitu membuatnya penasaran dengan saya..
Dengan pakaian saya, beserta kerudung saya.

Senin ini, kami bercerita lebih dalam, tentang mengenakan kerudung, rok panjang plus celana panjang, juga baju berlengan panjang.
Maklum, Muslim sangat jarang di negaranya, dan mungkin saya satu satunya yang bisa diwawancarai langsung,,haaaah
Mulai dari mengenakan kerudung, ketika kerudungmu dipertanyakan. Ketika dia menemukan muslimah lainnya yang tanpa kerudung. Ia begitu mepertanyakan. Tentang kewajiban mengenakan kerudung. Ia mempertanyakan. Mulai dari kenapa, kapan, dimana, pokoknya 5W 1H deh,,lengkap..haha

Disanalah saya mulai menjelaskan tentang kewajiban berhijab bagi seorang muslimah, tidak dalam memang, tapi cukup membuatnya mengerti. Yang saya bingung adalah bagaimana menjawab ketika para muslimah lain yang tidak mengenakan kerudung, kenapa? HHmm,,saya tidak menjelaskan banyak, khawatir mencemari Islam. Ya Alloh, atas perintahMu lah kami berhijab, untuk mudah dikenal, yaap.. untuk melindungi diri, yaap.. untuk menutup aurat, menghindari fitnah, semua itu bagian dari hikmah perintahMu.. Istiqomahkanlah kami, berikan kami kesabaran yang lebih..
my classmate

Lebih lebih dia menanyakan ketika musim panas tiba, summer time, apa yang saya kenakan, apakah masih mengenakan pakaian tertutup, saya bilang ya, walaupun saya belum pernah merasakan summer,, tapi ketika itu sudah perintah, maka ya harus dilaksanakan,, dia menanyakan apakah di rumah, saya memakai pakaian yang sama, yaa,,ketika ada lelaki lain, kecuali keluarga saya. Lalu dia menanyakan, apakah dia bias melihat saya, saya bilang tidak, karena hanya untuk wanita muslim, ia pun terheran heran. Yap, inilah aqidah saya, yang say abaca, pahami, dan jalani. Bukan sekedar aqidah dari nenek moyang yang langsung saya ikuti. 

Di sini, kita selalu diajarkan untuk mendeskripsikan segalanya, menjelaskan alasannya, itu yang dilakukan kami saat diskusi. Semua harus ada rasional, justifikasi. Dan alhamdulillahnya, ini sudah saya pelajari di keperawatan selama kuliah, dan ternyata itu hal yang biasa disini. Dan tak biasa di Indonesia.

Saya, sudah kali ke dua tinggal di komunitas non muslim seperti ini di tahun 2009. Sama, sekitar sebulan di sana, Pulau Miangas, Sulawesi Utara, Pulau Perbatasan Indonesia dengan Filipina. Ya, di sana hanya 5% muslim yang tinggal. Dan kedatangan kami yang mayoritas muslim telah mewarnai keragaman di sana untuk sebulan lamanya. Disana pun sama, mereka mempertanyakan kerudung saya, tapi hanya mempertanyakan, dan tidak pernah menanyakan alas an atau pun mengajak diskusi.

Lebih lucunya lagi, ketika di pinggir pantai kami dengan kegiatan mendongeng untuk anak anak di sana. Ada salah satu anak yang menanyakan tentang kerudung saya, begini pertanyaannya..

“Kakak, kepalanya botak ya??” , kyaaa,,polos bener ni bocah..haha
Ya, mereka tidak akan pernah tahu isinya,,haha
Lain hal ketika saya tinggal serumah, bahkan sekamar dengan wanita non muslim, saya pun bersabar untuk tetap mengenakan kerudung ketika tidur. Dan Alhamdulillah, bisa looh.. Semoga kita selalu diberi kesabaran..

Begitupun juga di sini, kami serumah dengan wanita muslim, mereka pun gerah melihat saya berkerudung di rumah. Hhm,,agak susah terkadang menjelaskan tanpa menyinggung mereka. Saya pun mengatakan bahwa tidur pun pakai, karena disini dinginnya lebih rendah dari suhu terendah AC di Indonesia, apalagi malam, jadi ya pakaian tidur itu lengkap menutup aurat, bahkan juga pakai kaos kaki, kerudung, plus jaket,,bhahaha.. Sabarsabar..#tariknapasdalam

Yaap,,itu semua beralasan, walaupun ada juga perintah Alloh yang tak beralasan, tapi percayalah itu pasti ada hikmahnya, pasti! Percaya kan? Tapi jangan sama saya, sama Alloh ya,,hihi, 

Ketika kita punya aqidah yang kuat, landasan yang kuat, kita akan pede mempertahankannya, menjalaninya, menjelaskannya, juga menyebarkannya..
Semangat menyebar kebaikan, ilmu, pengalaman, juga rezeki yang lain, dimanapun kita berada..

Chadstone, Victoria, Melbourne
16 Oktober 2013
Semoga kita termasuk orang orang yang bersabar..