CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Just share my life..

bolang keliling dunia..

Quote today..

"No matter how small a star appears in the sky from away, never underestimate how brightly it can shine.."

Saturday, December 29, 2012

Wednesday, December 26, 2012

Ada Percaya di Belakangku..


Awal hari di minggu ke dua bulan Desember, ya seperti biasa saya berangkat ke kantor dengan mio putih yang biasa saya sebut si gagah muti,,hoho.. Saat waktu keberangkatan, hari itu memang tidak seperti biasanya,”lebih pagian” (baca: lebih pagi dari jam kantor saya), seiring dengan waktu keberangkatan anak2 sekolah.. di depan gang sekelibat melihat sosok anak lelaki berbaju seragam putih biru, sontak penglihatan saya mengirim pesan kedalam otak dan mengintrepretasikan bahwa anak itu adalah saudara saya, berinisial M.

Berangsut-angsut saya mengajak penuh antusias untuk ikut bersama saya ketika melihat bet lengannya bertuliskan SMPN 10 Tangerang, yang menandakan bahwa kita melewati arah yang sama dengan tujuan saya yang lebih jauh tentunya. Ajakan saya bukan tanpa energi, tapi sangat berkobar-kobar dan meyakinkan berkali-kali kalau kita searah. Sampai tangan pun tak tahan untuk melambai-lambai ke M dan menepuk-nepuk jok belakang si Muti yang kosong. Tak terbayangkan saya bisa sebegitunya ‘memaksa’ seorang bocah yang malu-malu serta ragu untuk ikut saya melaju. Dan anak itu pun akhirnya maju melangkah dan mendekati saya. Tak dinyana ternyata dia bukan sodara yang saya maksud, si M itu. Dia anak lelaki lain yang hanya mirip wajah dan tingkah saja.. amsyooong!! Terpana sesaat.. #Salah orang!! Aaaaaakkk..  

Tapi, tapi, tapi, lagi-lagi tingkah saya yang tetap memasang tampang ‘biasa’ (baca: ga datar juga sih) seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Seolah-olah memang dialah orangnya, soelah-olah saya tidak melakukan kesalahan, seolah-olah saya tetap bersemangat mengajaknya untuk ikut dengan saya menuju arah yang sama. Sudahlah.. sambil dalam hati, membodoh-bodohi diri sendiri “bisa-bisanya salah menilai..” ckck

Selama diperjalanan sambil mengajak bicara menanyakan ini itu, standartlah mulai dari nama, kelas, rumah, dll. Sampai terheran-heran kok bisa-bisanya ni anak mau ikut sama saya padahal baru itu ketemu, walaupun respon saya bertemu dengannya seakan-akan seperti saudara dekat yang lama tak jumpa. Dan akhirnya saya pun jujur mengatakan bahwa “kirain saudara saya, mirip”. Dan saya hanya mendengar jawaban “..oooh..” tanpa melihat ekspresinya. Sempet nyesel juga ketika mengatakan itu, khawatir melukai hatinya.Tapi juga tidak diturunkan di tengah jalan juga. Saya pun memberhentikannya di Pom bensin sebelah gang sekolahnya, sekalian isi bensin juga (walaupun harusnya di pom bensin sebelumnya, tapi tidak saya lakukan karena berusaha menjaga kenyamanan penumpang saya untuk tidak mendapatkan distraksi saat perjalanan, so sweet :D). Dan begitu senangnya saya ketika anak kelas 1 SMP itu mengatakan “ terima kasih ka”.

Selesai sudah kebodohan saya..hahaaaaa..tapi tetap senang ketika ada orang yang mengisi jok belakang saya untuk menemani perjalanan.  Ya, saya mungkin terkadang terlalu pede ketika menawarkan tumpangan atau tebengan di sekitar jalan pulang dari depan gang sampai rumah, entah itu saya kenal atau tidak. Sampai orang-orang yang saya tawarkan itu merasa aneh, dan menganggap saya ga penting, merasa tertolak. Seperti ketika dahulu  saya pernah menawarkan produk MLM kepada teman-teman atau kenalan, dan mereka bilang “engga” atau “makash” sambil geleng-gelang atau senyum-senyum asimetris.
Ya itu, kadang kebaikan pun tak bernilai baik ketika orang tersebut tidak mengetahui makna dari kebaikan yang kita tawarkan. Dan adanya kewaspadaan yang sudah dibenamkan ketika semenjak  jaman berangkat sekolah untuk tidak berbicara ataupun percaya pada orang yang tidak dikenal. Kewaspadaan berlebih tidaklah baik, karena akan berujung pada pikiran negatif terhadap hal-hal baru yang mungkin baik ketika kita mau mencari tahu atau mau diberi tahu karena kita perlu tahu untuk bisa menilai sesuatu itu baik atau buruk.

“Karena semakin kita mencari tahu, makan kita akan tahu ada yang kita tidak tahu dan perlu tahu..” (Berbintang, 2012) 
wkwkwkwkwkwwk
Salut untuk anak SMP kelas 1, seorang ibu yang mau menjemput anaknya, dan anak-anak lain juga ibu-ibu lain, ataupun nenek-nenek lain  bahkan teman seperjuangan dan seperjalanan yang mau ikut saya dan percaya pada saya untuk bisa mencapai tujuannya. Karena kewaspadaannya yang tidak berlebihan dan pikiran positif bahwa saya berniat baik dan saya senang ketika bisa dipercaya dan diandalkan..
^^ just count on me like one, two, three.. I’ll be there.. (Bruno Mars)

tak hanya motor nantinya,,ini juga boleh, boleh banget..aamiin..!!
Teringat perkataan seorang teman, bahwasanya ia bisa beramal dari tumpangan-tumpangan yang diberikan saat menjadi pengendara motor .. Dan saya pun berpikir demikian hingga berharap tidak hanya motor nantinya.. Semoga bisa menjadi amal jariyah..





terkadang rider juga bisa jadi pnumpang yang baik loh..
#karena ga punya foto yang pas jadi rider..:D



Pinang, Kota Tangerang
23 Desember 2013
To pursue the happiness..

Wednesday, December 5, 2012

Antara konsekuensi dan toleransi




Saya dulu dan sekarang masih sebagai pengguna transportasi..
Bedanya dulu lebih memilih untuk naik transportasi umum, karena memang belum mahir berkendara jauh, kecuali kalo lagi nekat, dan keluar tanduknya,,hehe *apa toh? Ya, untuk akhir-akhir ini semenjak bekerja memakai motor, jadi lebih merasa mandiri untuk berkendara motor..  Maksudnya, bertanggung jawab penuh sepanjang perjalanan menuju kantor.  

Kalo ga mpe miring, bukan kopaja namanya,,haha
Beda ketika kita naik transportasi umum, tanggung jawab itu bukan kita yang pikul, tapi supirnya. Jadi terkadang kita yang ngedumel sendiri, sebel, gemes, sewot kalo supir nyetirnya lambat padahal jalanan kosoooong, atau ngetem padahal ga ada tanda-tanda jalanan berpenghuni, atau ngebut ugal-ugalan kayak bener-bener kejar setoran. Itu semua saya rasakan ketika menjadi penumpang.. Bahkan ditambah lagi, adanya ketidaknyamanan dari menunggu bis yang tak kunjung datang sampe mata panjang. Belum lagi dengan ketidakberuntungan jika tidak ada kursi yang bisa diduduki. Ditambah lagi berdesak-desakkan diminta masuk lebih dalam, padahal udah ga ada lagi jarak di antara kita (baca:jarak antar penumpang).  Kayaknya kalo belom bener-bener mepet tuh penumpang, belom miring itu bis, berasa masih kosong menurut keneknya.. “hadeh bang, yang bener aja dah??” #udah berasa kaya isi toples lebaran ..ckck.. *mau tanya, di luar negeri kaya begini juga ga siy??haiyaaah.. x_x


saya bahkan pernah berada di posisi itu, gegandulan..x_x

  

Ini kenyataan bung! Sontak saya sering mendapati lebih banyak komposisi wanita yang berdiri dibanding pria. Mungkin karena emang pria berbanding wanita itu 1:4 juga kali ya.. Beruntungnya di negara kita ini masih ada yang bisa mengerti wanita,, “karena wanita ingin dimengerti..” *nyanyi dulu :D Ya, beberapa transportasi umum seperti kereta dan transjakarta memberikan separuh aku, #eeh, sebagian kecil dari gerbong kereta khusus wanita (gerbong 1 dan 8, belum ada penambahan lagi kan? :D)maupun bagian depan dari bis transjakarta,,(yang saya tau cuma 2 transportasi itu, ada lagi kah?) Seandainya di bis juga bisa begitu.. *ngareeeeep.. aamiin.. *bukan sekedar harap, tapi juga doa!!



Antara konsekuensi, mungkin saja para pria itu memang sudah sejak awal mendapatkan tempat duduknya sesuai dengan hukum rimba “siapa cepat dia dapat”. Tapi, adakah toleransi, ketika seorang ibu naik transportasi yang sama, kemudian dipersilahkan untuk duduk “ladies first gituh..” *wiih,senangnya ketika ada pria yang bisa mengerti.. Dilalahnya, susah menemukan keadaan yang seperti itu, yang ada hanyalah mereka akan benar-benar tertidur menikmati tempat duduknya yang nyaman, atau berpura-pura tidur dan sekedar memenjamkan mata untuk tidak melihat siapa yang berdiri di depan bangkunya.. Kejamnya dunia, ketika ada seorang ibu tua yang berdiri diam menunggu bangku kosong yang ditinggalkan penghuninya, atau berharap ada seseorang yang akan memberikan tempat duduknya.  Klo pepatah bilang mah, “ketika kita berharap pada makhluk, maka akan kecewa, maka berharaplah kepada Alloh..”. Tak ayalnya seorang ibu tua, bahkan seorang ibu hamil, atau ibu yang sedang menggendong anaknya.. pun terkadang tak diperdulikan..

Entah, apa merasa sesama wanita, terkadang saya merasa miris melihat pemandangan seperti itu di bis ataupun kereta. Entah, saya terkadang merasa jikalau yang berdiri itu ibu saya, adik saya, saudara saya, nenek saya,, betapa sedihnya melihatnya berdiri menopang tubuhnya dengan tulang-tulang yang mungkin tak sekuat dulu (seyogyanya wanita yang menuju menopause dengan proses osteoporosis), atau untuk menopang beban yang berlebih dalam rahimnya. Astagfirulloh, bahkan terkadang saya berada di posisi pria itu ketika diri ini benar-benar lelah dan sangat-sangat butuh untuk duduk. Terkadang mungkin saya membiarkan konsekuensi itu terjadi, tanpa memikirkan toleransi. Walaupun dilemma ini menghantui, tetapi ketika saya bisa menoleransinya, maka akan saya lakukan untuk para Ibu. Karena ketika kita berbuat baik kepada Ibu seseorang, maka saya akan berharap kepada Alloh, agar Ibu saya diperlakukan baik juga oleh orang. Mengusahakan berbuat baik itu lebih baik.. ^^

Ga sedikit pastinya kisah kasih dalam transportasi umum,, semoga transportasi umum kita semakin membaik, yang ga Cuma kejar setoran, tapi juga memperhatikan kenyamanan dan keamanan. Berharap makin banyak transportasi umum yang bisa mengerti kebutuhan manusia seutuhnya (holistik ^^).. 

Pinang, Kota Tangerang
06 Desember 2012
#BaladaNgangkotSaatBimbingan